Menikmati Audio-book dalam Batik Air Jakarta Surabaya (CGK-SUB)

Salah satu maskapai domestik yang sedang naik daun adalah Batik Air. Menggunakan spirit budaya adiluhung nusantara batik dan dominan warna merah putih menjadi satu ikon maskapai yang berwawasan nusantara. Satu hari menjelang pemilu saya mendapat kesempatan perjalanan dari Jakarta untuk balik menuju Surabaya. 
Menuju Pesawat 
16 April 2019
Nomer Penerbangan ID 6576
CGK (10:30 WIB) - SUB (12:00 WIB)
Biaya 1,372,600
Proses Check In
Selepas turun dari Damri Bandara ada salah pintu masuk proses boarding pass yang tidak sama dengan tiket yang tertera. Harus pindah terminal dengan menggunakan kalayang (skytrain).  Setelah berjalan kaki lumayan jauh dengan naik turun tangga karena ada penyesuaian bangunan terminal kedatangan 2 bandara akhirnya tiba di terminal 2E dengan logo Batik Air. 

Ingat Terminal 2E
Sebelumnya saya melakukan dua kali kesalahan yang mengandung perilaku tumanitas. Mengurus check in online via web Batik Air menggunakan laman dari Lion Air. Itulah kenapa prosesnya selalu gagal dan terulang kembali saat di terminal 1, mencoba menggunakan mesin manual check in di terminal 1 tempat Lion Air padahal memegang tiket Batik Air. Itulah kenapa perlunya membaca detail tiket kita. Batik Air termasuk dalam jajaran keluarga Lion Air, ibarat satu rumah namun beda kamar. 
Memperingan tugas pramugari 
Entah siapa yang perlu disalahkan dan memang tidak perlu dipermasalahkan juga. Dalam tiket tertera boarding di terminal 1, ternyata diarahkan menuju terminal 2. Setelah menjalani serangkaian proses, terdengar panggilan untuk penumpang pesawat menuju Surabaya. Kami semua turun dan naik bus menuju terminal 1 tempat Batik Air ID 6576 terparkir. Salah satu penumpang berkelakar: "Katanya naik pesawat kok naik bus". Itu sama dengan ucapan saya dulu pada tahun 2008 yang menjadi pengalaman perdana naik Merpati Airline menuju Jakarta. 
Sabuk Pengaman nan elegan 
Masuk dalam lambung pesawat Batik Air disuguhkan pemandangan yang luas. Konfigurasi kursi 3-3 dengan tempat duduk yang empuk dan sandaran yang nyaman buat tiduran. Sayangnya pada saat awal masuk, pendingin udara masih kalah dingin dengan maskapai-maskapai sebelah yang dinginnya serasa naik bus malam. Saya sempat berkeringat beberapa saat menjelang pesawat lepas landas. Oleh kru awak kabin dikabarkan jika pendingin udara akan optimal sesaat setelah pesawat lepas landas. Analisis saya ada pembagian jatah listrik dan sumber tenaga untuk kepentingan permesinan yang menjadi prioritas. 
Hiburan Audio-Book 
Inilah pengalaman perdana saya naik pesawat dengan fitur layar sentuh di kursi bagian depan. Pramugari tidak perlu bekerja keras untuk demontrasi tata cara peragaan alat keselamatan penerbangan seperti yang biasa ditemukan pada penerbangan-penerbangan sebelumnya. Semua terpusat pada layar interaktif di hadapan. Layar sentuh yang menampilkan berbagai hiburan dari musik, film sampai audiobook. Layar akan berhenti demikian juga suara, ketika ada pengumuman terpusat dari awak kabin. Mirip siaran televisi atau radio swasta yang terpotong acaranya karena ada Laporan Khusus dari Menteri Penerangan pada masa Orde Baru. 
Snack 
Maskapai ini juga memanjakan penumpangnya dengan penyediaan makanan ringan (snack) berupa sepotong roti dan sebotol air mineral berlogo Batik dalam kemasan kecil yang ciamik. Untuk penerbangan domestik dengan jam yang mepet, keberadaan makanan ringan seperti ini menjadi penyelamat dari bahaya perut lapar. Hanya masih kurang menyelamatkan dari bahaya kurang ngopi. Semoga kedepan ada fasilitas kopi gratis bagi penumpang yang berkenan. Karena generasi muda perlu diselamatkan dari bahaya kekurangan kopi. 
Konfigurasi 3-3
Bonus Pict: 

Ada Pelangai di jendelamu



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menikmati Audio-book dalam Batik Air Jakarta Surabaya (CGK-SUB)"

Post a Comment