Kebo Albino di Milkindo: Teknik Gokil Meredam Tangisan Tole

Mengenalkan anak pada alam sekitar itu penting. Bagian dari pola asuh agar si kecil sadar dan cinta lingkungan, alam semesta beserta isinya. Bagi warga Malang dan sekitarnya, ada kawasan wisata yang menjadi Disneyland-nya orang Kepanjen. Terletak ke arah selatan Malang Kota belok barat sitik ada area mirip barnyard yang dikenal dengan Milkindo. 
(Baca Juga: Wisata ala Barnyard Milkindo Kepanjen Malang)

Rekreasi Menjelang 2020

Apa yang baru dari kawasan wisata ternak yang harga tiketnya cukup murah meriah ini? Ada kebo bule atau kerbau albino, masih kerabat dengan kyai slamet yang menjadi salah satu ikon Keraton Solo. Ingat ini kebo bule, berbeda dengan kebo hitam, kebo giro maupun buffalo soldiernya Bob Marley. Kebo putih setengah pink ini oleh pengelola ditempatkan pada bagian depan dekat kandang sapi, depan taman kelinci. Jadi menjadi semacam sambutan welcome bagi pengunjung. 

Must Speaking English

Dilarang Membawa Mamin dari Luar

Jangan bayangkan anda berwisata bawa bontotan, menggelar tikar lalu mengeluarkan rantang lima susun. Saat ini pihak Milkindo mengeluarkan peraturan untuk pengujung tidak diperbolehkan (berarti dilarang) membawa makanan dan minuman dari luar. Ada tempat penitipan mamin bagi pengunjung. Lha kalau lapar bagaimana? Susu solusinya. Tiket 15 ribu bisa ditukarkan dengan satu gelas plastik susu kemasan yang terasa sapinya, segar dan murni. Jika masih lapar, ada banyak warung baru yang menyajikan pilihan makanan seperti bakso, mie dan makanan berat lainnya. Terlacak tersedia tiga kawasan pujasera. Dekat pintu masuk, selatan kolam pemancingan lele dan utara wahana kereta api lima putaran. 

Domba Empuk Moana Tidak Takut 

"Papu ayo lihat zebra" kata Tole. Sementara adiknya hanya tertawa antusias diajak kakaknya lihat zebra. Saya cuma nyengir karena banyak orang yang memperhatikan tingkah lugu Tole. "Lho kemarin kan sudah lihat zebra dan gajah di bonbin Batu" jawab bundanya. Memasuki usia PAUD menjelang TK, daya ingin tahu dan imajinasi tole kian menjadi. Kadang lucu, kadang bikin orang tua sendiri kehabisan kata-kata karena dikejar dengan pertanyaan yang mendalam semacam in depth interview ala detektif antrop. Yang memancing sedikit emosi saat menghadapi tantrum dan kadang kala rewel yang saat ini mulai ditirukan oleh adiknya. Nangis teriak seperti di KDRT padahal tidak ada setetes air mata yang keluar. Anda pernah mengalaminya? jangan dikasih gawai nanti kecanduan. Ajak dan arahkan dengan aktifitas yang mendekatkan diri pada alam dan Ilahi. 

Hidroponik yang terbengkalai

Flying Fox: Melihat Spot Mancing Kemiri 
Jaman masih eksis mancing di spot sekitar Malang, memancing di Kemiri adalah tempat favorit pemancing ikan wader. Spot ini terletak di belakang Milkindo berupa embung yang masih saudaraan dengan danau. Dulu memancing saat menjelang malam tahun baru juga dengan bonus njungkel bersama motor di spot itu memilukan. Ketika memancing saya mendengar suara musik dan keramaian dari sebelah atas ternyata itu adalah kawasan wisata Milkindo: Integrated Dairy Farming Recreational and Educational Tours. 
Sepur 5 putaran
Pada kunjungan penutup tahun 2018 kemarin, ada wahana flying fox yang terletak di sebelah selatan wahana panahan. Olah raga yang sedang naik daun bagi mereka yang tengah berhijrah. Kalau saya apapun naik daunnya, tetap memancing adalah yang paling menyenangkan. Jika ingin mencoba wahana ini dan tentunya wahana lain yang sudah ada tiket tersedia secara terpusat di dekat stasiun kereta api 5 putaran. Harga mulai lima ribu sampai sepuluh ribu. Apa lagi yang baru di Milkindo? Ada kawasan bermain tanah liat untuk anak dekat kandang angsa. Kandang domba yang telah berbenah. Pelukis sketsa wajah dekat kantin sebelah utara, kilat khusus yang 10 menit jadi dengan gaya realis. Ada minibowling dan kantin yang semakin banyak di berbagai titik. 


Strike Perdana Tole dengan Ikan Asli, Sekali Celup Plung Nyot 
Kejadian yang cukup menggemparkan sekaligus menggelikan saat mengakhiri kunjungan singkat kami di Taman Kelinci. Sekilas tempat ini mirip taman lalu lintas di barat Terminal Giwangan Jogjakarta. Ada jalur dan terowongan, di sini tanpa rambu-rambu lalu lintas. Sebelah timur ada kandang kelinci lengkap beserta jatah makanannya. Tole keasyikan bersama adiknya: Toli menyuap kelinci dengan sayur yang tersedia. Semakin masuk dia ke kandang. Hingga akhirnya BRAK...kepalanya membentuk atap kandang. Walau masih tiga tahun tinggi badannya seperti anak SD, melihat adegan ini saya langsung kaget dan sebelum ada jeritan tole. Saya meredam dengan berusaha tenang dan tertawa....Tole berubah ekspresi dari awalnya yang mau nangis menjadi ikut tersenyum dan tertawa. Adiknya juga ikut tertawa dengan celoteh pcah pcah nya, mirip himawari adiknya Sinchan. Itulah hidup Le, kadang kita perlu banyak tertawa karena skenario-Nya kerap terlampau 'lucu'. 
Bonus Track: 

Adab Memegang Kelinci yang Berperikehewanan

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kebo Albino di Milkindo: Teknik Gokil Meredam Tangisan Tole"

Post a Comment