BuLiKe dan Revitalisasi Minat Baca Keluarga

Bangsa dengan budaya literasi tinggi berbanding lurus dengan  kapasitas kolaboratif, berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif. Dalam perkembangan jaman dan era digital keberadaan buku seperti sudah terpinggirkan. Buku saat ini serasa diabaikan, tidak sedikit toko buku legendaris di suatu daerah  yang gulung tikar. Termasuk alih fungsi toko buku besar menjadi toko perlengkapan sekolah dan peralatan outdoor. Ketika dikabarkan minat baca orang Indonesia semakin menurun, masih ada gerakan literasi komunitas. Realitas yang terjadi saat ini dibalik kabar menurunnya minat baca dan makin maraknya penggunaan gadget dalam segala kehidupan masih ada kabar baik dalam dunia literasi. Masih ada beberapa ‘cahaya’ dibalik kegelapan literatif. Menggeliatnya komunitas literasi di berbagai daerah, tersedianya pojok bacaan diruang publik dan banyaknya penulis pemula yang berjuang secara mandiri menerbitkan buku dengan penerbit indie. 

Mengenalkan Buku pada Tole-Toli 
Dalam pengembangan budaya literasi dan peningkatan animo masyarakat terhadap buku, pemerintah telah berupaya dengan membudayakan gerakan membaca. Sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Kebijakan ini merupakan upaya pengembangan budaya literasi pada seluruh ranah pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat Pengembangan minat baca diterapkan sampai lingkungan lebih kecil dalam bentuk Gerakan Literasi Masyarakat dan Gerakan Literasi Sekolah. Penulis menganggap gerakan literasi yang secara normatif digagas oleh pemerintah memerlukan dukungan yang kuat dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. 

Budaya Literasi Keluarga (BuLiKe) sebagai Revitalisasi Minat Baca
Pengguna internet terutama media sosial kerap menemukan ungkapan darurat malas membaca atau biasakan membaca sebelum komentar. Hal ini merepresentasikan bagaimana membaca dan buku menjadi dua hal yang makin dijauhi masyarakat. Membaca dapat meningkatkan kecerdasan. Secara umum merujuk Prof Stenberg dalam bukunya Understanding Human Behaviour (1989) terdapat tiga bentuk kecerdasan yaitu kecerdasan analitis, kecerdasan kreatif dan kecerdasan kontekstual. Kebiasan membaca buku yang baik dan konsisten diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menganalisis permasalahan sekaligus berupaya mencari solusi yang menjadi prioritas, kemampuan mengembangkan kreatifitas dan kemampuan menangkap berbagai hikmat dari fenomena sehari-hari. Budaya Literasi Keluarga (BuLiKe) menjadi alternatif ide untuk menyediakan kegiatan yang bermanfaat bagi anak-anak. 

Tugas kita sebagai anggota keluarga adalah membudayakan membaca dalam bentuk membiasakan aktivitas dan penyediaan fasilitas literatif dalam rumah. Adapun indikator yang dapat digunakan dalam pengembangan minat baca dari sektor keluarga adalah ketersediaan, jumlah dan variasi bahan bacaan literasi yang dimiliki, frekuensi membaca bahan bacaan setiap hari, kunjungan ke perpustakaan dan adanya alokasi dana khusus untuk membeli buku. 

Bagaimana peran orang tua dalam pengembangan minat baca? Orang tua adalah pilar utama dalam Budaya Literasi Keluarga (BuLiKe) yang berperan penting dalam mengarahkan dan membimbing anak-anak maupun anggota kelurga yang lain. Orang tua yang hebat adalah orang tua yang terlibat. Orang tua yang memahami dan menguasai enam literasi dasar. Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya-kewargaan

Harapannya buku masuk rumah, keluarga jadi cerdas. Standar kecerdasan tidak hanya bertumpu pada nilai raport, tidak hanya karena IQ saja. Dalam konsep Multiple Intelegence, Howard Garner merekomendasikan bahwa semua anak harus diperlakukan sebagai sumber daya manusia yang cerdas, semua bisa dicari dengan memperhatikan kapasitas anak. 

Bagaimana cara menanamkan kesadaran pentingnya membaca pada lingkungan keluarga?. Proses pembudayaan harus senantiasa memperhatikan kondisi, karakter dan situasi dalam keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai keunikan tersendiri dan pemahaman seperti itu menjadi dasar sebelum melangkah lebih jauh. Oleh karena itu, kita perlu melakukan beberapa langkah sebagai berikut: Pertama, tanamkan kesadaran kepada anak bahwa perubahan jaman berdampak semakin kompleks. Kebiasaan membaca adalah salah satu jawaban atas tantangan jaman. 

Kedua, membaca untuk motivasi. Membaca dapat menjadi kekuatan eksternal yang mendorong kreatifitas. Buku motivasi hidup bisa dari biografi orang kreatif yang inspiratif. Dapat menjadi teladan untuk merangsang kreatifitas dan karakter anak. Ketiga, buku sebagai sugesti untuk menggerakan anak sadar akan perannya di masa depan. Pendidikan berbasis literasi dan inovasi menjadi bentuk pendidikan yang dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Materi dan pengajaran di sekolah masih dianggap membebani peserta didik di penjuru tanah air hal ini dapat mengganggu kebahagiaannya. Secara jangka panjang dapat mempengaruhi kepribadian, kecerdasan dan kekayaan wacana. 

Keempat, buku dapat menambah estetika dalam rumah. Pentingnya memberlakukan buku dengan baik sebagai bentuk penghormatan kepada usaha keras penulis dalam menyusun sebuah buku. Kelima, tidak ada salahnya memulai menulis buku. Apapun minat dan genre saat ini banyak penerbit baik sektor minor maupun mayor yang siap menerima dan mempublikasikan naskah. Ada sebuah kepuasan tersendiri saat kita bisa melewati proses menulis buku dari penyusunan naskah sampai penerbitan. Semoga dengan mewujudkan lingkungan keluarga yang berBuLiKe (Budaya Literasi Keluarga) dapat menjadi solusi darurat malas membaca dan anggota keluarga yang kurang membaca. Salam literasi.  

Tulisan ini dimuat di Ngopibareng.id (15.6.2019)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "BuLiKe dan Revitalisasi Minat Baca Keluarga"

Post a Comment